Friday, February 2, 2018

MENGUNGKAP 7 MITOS KANKER PAYUDARA YANG MENYESATKAN

Dibawah ini merupakan 7 mitos menyesatkan mengenai kanker payudara yang telah beredar di kalangan masyarakat umum seperti dijelaskan oleh dr. Adhiatma Gunawan.

mengungkap 7 mitos kanker payudara yang menyesatkan


1. Mitos: Hanya wanita yang berlatar belakang keluarga pengidap kanker, yang dapat terkena kanker payudara

Faktanya, Sekitar 70% wanita penderita kanker payudara, justru tidak memiliki latar belakang tersebut. Namun, jika ada keluarga terdekat (misalnya ibu atau saudari) Anda yang mengidap kanker payudara, artinya risiko Anda terkena kanker payudara, meningkat.

2. Mitos: Penggunaan bra berkawat dapat memicu risiko terkena kanker payudara

Faktanya, Teori bahwa penggunaan bra berkawat dapat memampatkan saluran limfatik, menjadikan racun menumpuk sehingga menyebabkan kanker, telah dibantah. Karena, penggunaan bra atau jenis pakaian dalam lainnya tidak memicu terjadinya kanker.

3. Mitos: Wanita yang memiliki payudara kecil, risiko terjangkit kanker payudara lebih kecil

Faktanya, Ukuran payudara tak mempengaruhi kanker payudara, hanya saja, ukuran payudara yang besar akan menyulitkan untuk pendeteksian kanker tersebut.

4. Mitos: Kanker selalu berawal dengan adanya benjolan

Faktanya, Selain benjolan, gejala awal kanker payudara adalah pembengkakan, iritasi, puting menjadi kemerahan atau bersisik. Kanker payudara juga dapat menyebar hingga ke bagian ketiak.

5. Mitos: Sering mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan kanker

Faktanya, Tidak ada hubungan antara mengkonsumsi kafein dan kanker .

6. Mitos: Wanita yang kelebihan berat badan, memiliki tingkat risiko yang sama dengan wanita yang memiliki berat badan normal

Faktanya, Penderita obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, terutama setelah memasuki masa menopause.

7. Mitos: Pemeriksaan rutin dengan mammograms dapat meningkatkan risiko kanker payudara akibat radiasinya

Faktanya, Memang benar, bahwa mammograms menggunakan radiasi, tapi, jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan manfaat dari tes tersebut. Mammograms dapat mendeteksi adanya benjolan jauh lebih dulu sebelum Anda merasakan adanya masalah di payudara Anda.

SABUN BIASA BISA SEBABKAN INFEKSI MISS V

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sabun yang tidak khusus untuk daerah intim dapat merusak jaringan di daerah miss V, sehingga organ intim wanita lebih mudah terkena infeksi penyakit yang diakibatkan oleh virus herpes, bakteri Chlamydia hingga virus HIV. Pemakaian sabun dapat menyebabkan bacterial vaginosis, yaitu kondisi dimana keseimbangan bakteri baik di daerah intim terganggu.




Daerah kewanitaan memang tidak boleh terpapar produk yang dapat menurunkan kadar pH (keasaman) karena dapat mengganggu perkembangan bakteri baik yang melindungi vagina. Produk-produk sabun mandi, shower gel, dan sabun pembersih yang mengandung parfum ternyata berisiko tinggi menyebabkan infeksi pada miss V.

Saat membersihkan miss V, kamu sangat disarankan untuk tidak memakai sabun mandi dengan parfum atau pewangi. Ini karena sebenarnya vagina mampu membersihkan dirinya sendiri.

Friday, December 29, 2017

EJAKULASI DILUAR

Mengutip dari kompas.com Sekitar 35 juta pasangan di seluruh dunia bergantung pada teknik ini untuk pencegahan kehamilan darurat. Berikut kelebihan dan kekurang metode ini.

ejakulasi diluar


Apa kelebihan dari metode ini?
Penerapan metode ini bebas hormon dan praktis, juga tidak membutuhkan biaya sama sekali. Ejakulasi di luar efektif apabila ada komitmen bersama dari kedua pihak.

Apa kekurangan dari metode ini?
Menggunakan metode senggama terputus membutuhkan kemahiran pengendalian diri. Ejakulasi adalah refleks spontan dan tak ada pria di dunia ini yang benar-benar bisa memastikan kapan ia akan orgasme dan ejakulasi. Oleh karena itu, Anda tak benar-benar dapat memperkirakan secara akurat di menit atau detik keberapa Anda harus "tarik-keluar"

Menurut Planned Parenthood, 4 dari 100 wanita akan hamil dari partner pria yang menggunakan metode senggama terputus. Artinya, peluang hamil dari metode ini adalah empat persen. Persentase ini cukup tinggi dibandingkan dengan metode lainnya.

Maka tak jarang menyebabkan kehamilan karena untuk bisa hamil tidak butuh banyaknya sperma yang masuk, namun hanya butuh 1 sperma saja yang mampu membuahi sel telur dari jutaan sperma yang keluar saat ejakulasi. Selain itu Metode ini juga tidak mencegah penularan penyakit menular seksual meskipun tidak terjadi kehamilan.